top of page

Kunjungan Gates Foundation di Kabupaten Garut

  • Gambar penulis: lalanur
    lalanur
  • 6 hari yang lalu
  • 7 menit membaca




Kunjungan Gates Foundation di Garut: Apresiasi atas Sinergi Puskesmas, Pustu, Posyandu, dan Dinas Kesehatan dalam Memperkuat Layanan Kesehatan Primer Berbasis Data dan Teknologi Digital


Garut, 22 April 2025 — Yayasan Institut Pengembangan Suara Mitra atau dikenal dengan Summit Institute for Development (SID), bersama dengan Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, melaksanakan kunjungan lapangan ke Puskesmas Karangpawitan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau, memperkuat, dan mendukung implementasi program Digitally Enabled District (DED). Program DED dirancang untuk mendorong kemampuan digital Kabupaten Garut dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan serta pengambilan keputusan berbasis data untuk program-program kesehatan.

Melalui kunjungan ini, Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras dan keberhasilan SID dalam mendampingi Kabupaten Garut membangun dan mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sistem layanan kesehatan primer menggunakan standar pertukaran data Fast Healthcare Interoperability Resources (FHIR) serta mendorong penggunaan data untuk aksi di Kabupaten Garut. Para kader, tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan lokal di Garut telah memperlihatkan bagaimana teknologi digital meningkatkan kolaborasi yang baik di tingkat desa dan kecamatan dapat memberi dampak yang besar pada sistem kesehatan di Indonesia.



Apresiasi dan Terima Kasih untuk Mitra Lokal


Dalam pelaksanaan kunjungan ini, Summit Institute for Development menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh mitra di lapangan yang telah menunjukkan komitmen luar biasa:

  • Puskesmas Karangpawitan, sebagai mitra utama dalam integrasi data layanan primer dan koordinasi lintas fasilitas kesehatan

  • Pustu Situjaya, yang turut aktif dalam pelayanan langsung kepada responden di semua tingkat usia di wilayah desa

  • Posyandu Tunas Harapan, sebagai garda terdepan pelayanan komunitas dalam memantau kesehatan masyarakat.

  • Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, atas peransebagai penyusunan kebijakan daerah yang mendukung digitalisasi layanan kesehatan, serta koordinasi lintas sektor untuk memastikan integrasi dan keberlanjutan program di tingkat fasilitas kesehatan.


Ekosistem pertukaran data di level kabupaten menggunakan FHIR


FHIR dikembangkan oleh HL7 (Health Level Seven International) dan di endorse oleh badan kesehatan dunia (WHO), yang kini digunakan secara global. Indonesia telah mengadopsi FHIR di level nasional sebagai salah satu upaya percepatan transformasi digital kesehatan di Indonesia Standar yang sama digunakan dalam upaya membangun platform SatuSehat, sebuah ekosistem data kesehatan nasional yang mengintegrasikan seluruh data pasien dari berbagai fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) secara aman, cepat, dan terstruktur. 

Program DED memainkan peran penting dalam mendukung Kabupaten Garut untuk mengembangkan ekosistem pertukaran data di tingkat kabupaten dengan membangun FHIR server, mengintegrasikan data kesehatan secara aman dan real-time dari berbagai platform digital yang belum berstandar FHIR dan digunakan di layanan kesehatan primer seperti sistem informasi puskesmas (SIMPUS), ASIK, e-Kohort, ePPGBM, SMILE, dan KuApps (Aplikasi BidanKu dan KaderKu) - yang sudah berstandar FHIR untuk pencatatan pelaporan kesehatan ibu dan anak di luar gedung. Dengan server FHIR lokal, Garut memiliki kendali lebih atas infrastruktur data kesehatan, memastikan keamanan dan aksesibilitas yang lebih tinggi, serta membuka jalan menuju layanan kesehatan yang lebih terintegrasi.


Data for Action melalui Dashboard Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)


Dashboard PWS  merupakan platform visual untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat di tingkat lokal (seperti desa, kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota), sesuai mandat program nasional integrasi pelayanan kesehatan primer (ILP). Dasboard ini dikembangkan dengan mengikuti standar dashboard program ILP dan diperkaya lebih jauh dengan menyesuaikan kebutuhan daerah. Dashboard memungkinkan data dalam gedung maupun luar gedung menjadi tampak dengan akses diberikan kepada Puskesmas, pengelola program kesehatan terkait tren kesehatan pasien, distribusi sumber daya, kelengkapan layanan, memprediksi wabah penyakit, dan mengoptimalkan rencana dan hasil perawatan. Dashboard ini memperkuat pengambilan keputusan dan memungkinkan manajer kesehatan lokal (kepala puskesmas) untuk bertindak cepat secara berbasis data. 

Melalui dashboard, evaluasi kinerja pelayanan dan program kesehatan dapat dilakukan secara harian, mingguan, dan bulanan. Dashboard menyajikan data secara real-time terkait kondisi kesehatan individu dan kelompok sasaran di wilayah kerja Puskesmas, termasuk ibu hamil dengan risiko tinggi, balita dengan status gizi kurang, pasien penyakit kronis, serta lansia dengan keterbatasan mobilitas. Berdasarkan hasil analisis dashboard tersebut, petugas kesehatan dapat mengidentifikasi prioritas kunjungan rumah secara lebih tepat sasaran. 


Dynamic Worker Support (DWS) untuk Akuntabilitas Kunjungan Rumah dan Lapangan 


Kunjungan rumah merupakan pendekatan strategis untuk memperkuat layanan kesehatan berbasis keluarga dan komunitas. Dalam konteks integrasi pelayanan kesehatan primer kader dan tenaga kesehatan melaksanakan kegiatan kunjungan rumah kepada pasien dan keluarga yang membutuhkan pemantauan kesehatan lanjutan.

DWS merupakan sebuah platform yang memungkinkan pengaturan jadwal, optimasi rute perjalanan, pelacakan lokasi petugas lapangan secara real-time, pemberian bantuan praktis bagi para tenaga lapangan dan umpan balik berdasarkan capaian per individu tenaga lapangan. Melalui DWS, penanggungjawab di desa/pustu dapat mendistribusikan tugas kunjungan kepada bidan desa atau kader kesehatan sesuai wilayah kerja masing-masing, dengan mempertimbangkan efektivitas waktu dan jarak tempuh.


Pada hari kunjungan, kader atau petugas kesehatan menggunakan DWS  untuk mengakses jadwal yang telah ditetapkan serta mencatat waktu tiba dan selesai kunjungan secara otomatis. Selama kunjungan, mereka melakukan pemeriksaan kesehatan dasar, edukasi kepada keluarga, serta pengumpulan data lanjutan yang kemudian dilaporkan melalui formulir digital kunjungan rumah, agar informasi terbaru dapat langsung diperbarui ke sistem pusat dan divisualisasikan kembali di dashboard.



Melalui berbagai fitur yang memfasilitasi pelacakan yang transparan dan terverifikasi, DWS dapat membantu mengoptimalisasi waktu kunjungan lapangan dan mencegah potensi kecurangan (fraud) dalam kegiatan kunjungan rumah.


Whatsapp API dan Call Center meningkatkan akses terhadap informasi kesehatan dan notifikasi kesenjangan pelayanan (care gaps)


Dalam program DED, inovasi digitalisasi layanan kesehatan tidak hanya hadir dalam bentuk aplikasi atau sistem data, tetapi juga melalui kehadiran layanan end-to-end services melalui WA API dancall center yang menjadi jembatan penting antara masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan. Pengiriman pesan WA dan Call Center telah terintegrasi dengan keseluruhan ekosistem di level kabupaten sehingga pesan dan panggilan yang dikirim sudah terotomatisasi, personalized sesuai kondisi klien dan secara masif dikirim kepada penerima. Servis ini berperan strategis dalam memperluas jangkauan informasi kesehatan, pesan pengingat kunjungan layanan kesehatan, notifikasi gap layanan kesehatan, mempercepat respons tindak lanjut pelayanan yang diperlukan seorang individu, serta memperkuat hubungan antara klien dan tenaga kesehatan. Selain itu, layanan ini memberikan akses mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi sesuai kondisi baik melalui WhatsApp maupun chatbot, serta menindaklanjuti pelayanan melalui call center jika masyarakat tidak memiliki internet aktif.Dengan dukungan tenaga medis terlatih seperti dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya, WA API dan call center mampu menjangkau masyarakat lebih luas dan memberikan edukasi serta notifikasi kesenjangan layanan  yang dapat ditindaklanjuti lebih cepat untuk memastikan continuum of care (keberlanjutan layanan yang diterima masing-masing individu).


Sinergi Hebat Puskesmas, Pustu, Posyandu, dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Garut dalam Memperkuat Layanan Kesehatan Primer Berbasis Data dan Teknologi Digital


Dalam agenda kunjungan kerjanya ke Kabupaten Garut, Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, melihat secara langsung bagaimana seluruh komponen digital dalam program DED diintegrasikan ke dalam sistem kerja integrasi pelayanan kesehatan primer baik di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan posyandu.

H. Ajat Sudrajat Haryadi, S.Kep, Ners., selaku Kepala Puskesmas Karangpawitan menunjukkan bagaimana data hasil pelayanan kesehatan di puskesmas, pustu, dan posyandu di-export dari sistem, diunggah ke dalam FHIR server, dan divisualisasikan dalam dashboard. Hal ini mungkin terjadi jika form-form tersebut telah dipetakan (mapping) dan distandarisasi menggunakan FHIR, untuk kemudian diimplementasikan dalam ekosistem di kabupaten. 

Kesan positif disampaikan oleh Kepala Puskesmas Karangpawitan, saat memaparkan presentasi di hadapan tim Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.



 "Selama 1,5 tahun terakhir, kami telah bekerjasama erat dengan tim SID, dan hasilnya sangat terasa. Terbukti dengan pemahaman kami terkait digitalisasi kesehatan meningkat. Selain itu, adanya dashboard PWS yang dapat digunakan di Puskesmas hingga Pustu membantu untuk memahami situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Karangpawitan secara real-time. Dashboard PWS yang dikembangkan sangat berguna bagi kami di Puskesmas untuk mengambil keputusan secara efisien, berbasis data, dan melakukan tindak lanjut dengan segera."


Dalam kesempatan tersebut, Titin Sumarni, SST, SKM, Bdn, M.Kes, selaku Bidan Koordinator dan Penanggung Jawab Klaster 2 ILP  dan Ns. Wildan Saeful Majid, S.Kep. selaku Penanggung Jawab Klaster 3 ILP di Puskesmas Karangpawitan mendemonstrasikan pemanfaatan dashboard PWS dalam membantu tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan dan pelayanan kesehatan di masyarakat.



Selain Puskesmas, tim Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meninjau pemanfaatan KuApps (aplikasi BidanKu dan KaderKu) di Posyandu Tunas Harapan. Bidan Desa dan kader Posyandu menunjukkan penggunaan aplikasi KaderKu dan BidanKu dalam mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan balita dan ibu hamil di Posyandu.

Ibu Dety selaku kader menyampaikan bahwa aplikasi KuApps mudah untuk digunakan dan memungkinkan bidan desa dan kader mengidentifikasi ibu hamil dan balita yang ada di wilayah posyandu melalui aplikasi tersebut.

Kemudahan lainnya, data dari aplikasi KuApps sudah berbasis FHIR sehingga memungkinkan proses pembaruan data secara real-time ke dalam dashboard PWS. Disampaikan oleh bidan Sri Hastuti wulandari S.ST selaku bidan Desa Situjaya, bahwa untuk mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko, bidan Sri senantiasa memanfaatkan dalam dashboard, hal ini tentunya mempermudah dalam proses penentuan tindaklanjut, termasuk jika dibutuhkan koordinasi lintas sektor seperti dengan kepala desa atau pemangku kepentingan lainnya di tingkat desa. 



“Data dari lapangan langsung masuk ke dashboard. Kami bisa tahu siapa yang mengalami KEK, hipertensi, atau masalah lain - by name, by address. Dulu manual, kami kesulitan merekap data ibu hamil atau balita bermasalah. Sekarang cukup ketik NIK atau nama, langsung ketahuan riwayatnya. Ini sangat mempermudah tindak lanjut dan koordinasi dengan lintas sektor seperti Kepala Desa.” - Bidan Sri Hastuti.


Selesai meninjau kegiatan di Posyandu, tim Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melanjutkan kunjungan ke Pustu untuk melihat pemanfaatan di tingkat Desa/ Pustu. Ucu Maryamah, Amd. Kep selaku penanggung jawab Pustu Situjaya mengungkapkan bahwa pemanfaatan dashboard pws di tingkat Pustu pada prinsipnya sama dengan Puskesmas, yang membedakan adalah cakupan wilayah kerja dimana Pustu menaungi wilayah posyandu/dusun/RW. Selain itu, sasaran berisiko yang teridentifikasi dalam dashboard PWS dijadikan dasar oleh Koordinator Kader tingkat Desa untuk penjadwalan kunjungan rumah oleh kader posyandu.

Titin Sumarni, SST, SKM, Bdn, M.Kes, selaku Bidan Koordinator dan Penanggung Jawab Klaster 2 di Puskesmas Karangpawitan, menambahkan:

“Dulu, satu kader hanya bisa mengunjungi lima rumah per hari karena data masih manual. Sekarang, dengan dashboard, bisa sampai 10 rumah karena data sasaran sudah jelas dan menyeluruh. Rekap manual biasanya dilakukan sebulan sekali dan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk melakukan analisis data secara manual.”


Di akhir kunjungan lapangan, Tim dari Gates Foundation memberikan kesempatan berharga untuk berdialog langsung dengan kader, tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan lokal. Kader posyandu menunjukkan antusiasme yang luar biasa terkait program DED dan berkomitmen untuk melanjutkan penggunaan KuApps di Posyandu.

Selain itu, dialog terpisah dilakukan bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut beserta jajaran di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Hj. Leli Yuliani, M.M., menyampaikan apresiasinya kepada SID sudah mendampingi Kabupaten Garut dalam mengakselerasi digitalisasi kesehatan di Kabupaten Garut serta menyampaikan harapan untuk mendapatkan pendampingan dan dukungan lebih lanjut dari tim SID dan Gates Foundation hingga kabupaten Garut mampu secara mandiri mengimplementasikan pendekatan baru dalam pelayanan kesehatan, termasuk penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pelayanan yang lebih efisien dan efektif. Harapannya, dengan transformasi ini, masyarakat Kabupaten Garut dapat merasakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, serta terciptanya sistem kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.



Tim Gates Foundation dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan apresiasi atas kerja keras dan keberhasilan Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah yang menunjukkan model kolaborasi efektif antara teknologi dan layanan primer.

Terima kasih untuk kerja keras semua pihak. Mari kita terus bergerak bersama untuk layanan kesehatan yang lebih baik, inklusif, dan berkelanjutan.


 
 
 

Comments


bottom of page