top of page

Garut Menuju Kabupaten Berkemampuan Digital: Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Tinjau Pemanfaatan Dashboard Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) untuk Scale Up Nasional

ree

Garut, 4 Juli 2025 - Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi beserta tim inti Transformasi Digital Kesehatan Kemenkes RI, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut untuk meninjau langsung pelaksanaan program Digitally Enabled District (DED) yang menghasilkan percontohan nasional dashboard pemantauan wilayah setempat dan penggunaan data untuk aksi guna penguatan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP). Program DED merupakan program kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Kesehatan, Kemenkes RI dengan Summit Institute for Development (SID), yang bertujuan mengintegrasikan data pelayanan kesehatan primer dalam gedung dan luar gedung, dengan dukungan penuh dari Gates Foundation



Bidan Desa Girimukti, Bidan Inoh Bubu menjelaskan proses penggunaan aplikasi Bidank-Ku Apps (*KuApps) dalam pencatatan layanan kesehatan di posyandu
Bidan Desa Girimukti, Bidan Inoh Bubu menjelaskan proses penggunaan aplikasi Bidank-Ku Apps (*KuApps) dalam pencatatan layanan kesehatan di posyandu

Dalam kunjungan tersebut, Ibu Dirjen didampingi oleh Staf Ahli Kementerian Kesehatan, Direktur Tata Kelola Pelayanan Primer, Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), serta jajaran Kementerian Kesehatan RI lainnya. Rombongan meninjau tiga titik pelayanan kesehatan, yaitu Posyandu Bunga Mekar, Puskesmas Pembantu Girimukti, dan UPT Puskesmas Cibatu.


Tim inti Transformasi Digital Kesehatan Kemenkes RI mengamati cara penggunaan dan jenis data yang dapat diinput oleh kader melalui aplikasi Kader-Ku Apps (*KuApps)
Tim inti Transformasi Digital Kesehatan Kemenkes RI mengamati cara penggunaan dan jenis data yang dapat diinput oleh kader melalui aplikasi Kader-Ku Apps (*KuApps)

Di Posyandu Bunga Mekar, rombongan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berdialog langsung dengan kader dan bidan desa untuk meninjau implementasi pencatatan pelayanan kesehatan yang kini mulai beralih dari sistem manual ke sistem digital melalui pemanfaatan aplikasi Kader-Ku dan Bidan-Ku Apps (*KuApps). Aplikasi KuApps dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan pelayanan kesehatan di tingkat komunitas termasuk kunjungan rumah. Meski demikian, keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama sinyal internet yang tidak stabil, masih menjadi tantangan sehingga pencatatan digital belum sepenuhnya dapat dilakukan secara real time. Untuk menjawab tantangan ini, aplikasi KuApps telah dirancang dengan fitur offline mode yang memungkinkan petugas tetap dapat mencatat hasil pelayanan tanpa tergantung pada ketersediaan jaringan internet secara langsung dan data akan tersinkronisasi secara otomatis saat jaringan tersedia.


Pemerintah daerah dan mitra terkait diharapkan terus memperkuat infrastruktur teknologi agar transformasi digital di layanan kesehatan primer dapat tercapai hingga ke level paling dasar. Jika seluruh proses di posyandu sudah berjalan secara digital, maka pencatatan berbasis kertas tidak akan lagi diperlukan,” ujar dr. Maria Endang.


Penanggung jawab Pustu, Perawat Irwan Kurniawan, menjelaskan pemanfaatan dashboard PWS di wilayah Desa Girimukti.
Penanggung jawab Pustu, Perawat Irwan Kurniawan, menjelaskan pemanfaatan dashboard PWS di wilayah Desa Girimukti.
Meninjau hasil temuan dari Desa Girimukti yang ditampilkan pada dashboard PWS
Meninjau hasil temuan dari Desa Girimukti yang ditampilkan pada dashboard PWS

Selanjutnya, rombongan mengunjungi Puskesmas Pembantu Girimukti, di mana mereka disambut dengan pemaparan mengenai pemanfaatan dashboard pemantauan wilayah setempat (PWS). Dashboard ini digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menilai status kesehatan masyarakat serta mengidentifikasi sasaran berisiko di wilayah Desa Girimukti. dr. Maria Endang menyampaikan bahwa pemanfaatan dashboard ini sangat strategis, salah satunya dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.


Melalui data by name by address yang tersedia dalam dashboard, tenaga kesehatan di pustu atau puskesmas dapat mengetahui apabila seorang ibu hamil mengalami komplikasi, misalnya penyakit jantung. Maka, tenaga kesehatan harus merujuk ibu tersebut untuk bersalin di rumah sakit, bukan menjadwalkannya untuk melahirkan di Puskesmas,” tegasnya.

Di UPT Puskesmas Cibatu, dr. Maria Endang beserta rombongan meninjau alur layanan Integrasi Pelayanan Kesehatan  Primer (ILP) serta Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Selain itu, tim juga melihat langsung penerapan sistem penjadwalan kunjungan rumah secara digital melalui dynamic worker support dan penggunaan dashboard untuk memantau status kesehatan masyarakat secara real time.


Kepala Puskesmas Cibatu, dr. Dinan Bagja Nugraha, MM.Kes., menyampaikan bahwa program DED telah memberikan dukungan menyeluruh untuk transformasi digital, mulai dari pelatihan tenaga kesehatan dan kader, penyediaan infrastruktur fisik, hingga pengembangan ekosistem digital berbasis Fast Healthcare Interoperability Resources (FHIR). Hal ini bertujuan agar kedepannya data kesehatan masyarakat Kabupaten Garut dapat saling bertukar  (interoperable) dan digunakan secara lokal dan dapat juga mengirim data ke platform SatuSehat milik Kemenkes RI. Aplikasi KuApps sebagai platform percontohan berbasis FHIR, dilengkapi dengan layanan call center dan WhatsApp API, serta integrasi dashboard pemantauan wilayah setempat untuk mendukung perencanaan dan intervensi kesehatan yang lebih tepat sasaran.


Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menambahkan bahwa dashboard PWS ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan program dengan sebagian besar data dalam gedung dan luar gedung sudah tampak dalam dashboard PWS.. Memasuki fase kedua program DED, Pemerintah Kabupaten Garut berharap agar aplikasi *KuApps dapat dikembangkan lebih lanjut agar mencakup seluruh program kesehatan berbasis siklus hidup terutama untuk pencatatan luar gedung, tidak hanya layanan ibu dan anak. Dengan begitu, dashboard PWS akan menyajikan data menyeluruh, baik dari layanan dalam fasilitas kesehatan maupun kegiatan di komunitas dan jejaringnya.


dr. Maria Endang menyampaikan bahwa program DED merupakan amanah dari Kementerian Kesehatan RI kepada Summit Institute for Development, dan Kabupaten Garut menjadi proyek percontohan pengembangan kabupaten dengan kemampuan digital. Ibu Dirjen berterimakasih kepada SID, Pemerintah Kabupaten Garut dan semua pihak yang terlibat untuk suksesnya program ini. Beliau akan merencanakan scale up dashboard PWS yang telah dihasilkan setelah beberapa pembaruan yang diperlukan pada klaster 3, 4 dan lintas klaster. DIharapkan juga dashboard dapat digunakan rutin oleh Puskesmas, Pustu dan pihak desa untuk memastikan ILP berjalan optimal.


“Keberhasilan implementasi program DED di Garut diharapkan dapat menjadi model untuk direplikasi secara nasional, yang dimulai dari pemanfaatan dashboard pemantauan wilayah setempat,” ungkapnya.


Sebagai langkah tindak lanjut, Kemenkes RI bekerjasama dengan SID berencana akan menyelenggarakan workshop nasional untuk membahas penyempurnaan indikator dalam dashboard, agar selaras dengan seluruh indikator program kesehatan nasional.

 
 
 

Komentar


bottom of page